Demetrius III Eukaerus

Demetrius III Eukaerus
Koin logam bergambar Demetrius III dengan rambut keritingnya
Potret Demetrius III di bagian depan tetradrakhma
Raja Seleukia
(Kekaisaran Seleukia)
Berkuasa96–87 SM
PendahuluAntiokhos VIII, Antiokhos IX
PenerusFilipos I, Antiokhos XII
Informasi pribadi
Kelahiranantara 124 dan 109 SM
Kematiansetelah 87 SM
DinastiSeleukia
AyahAntiokhos VIII
IbuTryphaena

Demetrius III Theos Filopator Soter Filomitor Euergetes Kallinikos (bahasa Yunani Kuno: Δημήτριος θεός Φιλοπάτωρ σωτήρ Φιλομήτωρ Εὐεργέτης Καλλίνικος, atau dinamai dengan nama belakang Eukaerus; hidup antara tahun 124SM hingga 109SM adalah seorang Raja Hellenistik dari Seleukia yang berkuasa sebagai Raja Suriah antara tahun 96SM hingga 87SM.

Eukareus adalah anak dari Antiokhos VIII dan Tryphaena. Hidup Demetrius III awalnya dihabiskan dalam suasana perang saudara antara ayah dan pamannya, Antiokhos IX, yang berakhir dengan pembunuhan Antiokhos VIII tahun 96SM. Setelah kematian dari ayahnya, Demetrius III mengambil alih kekuasaan di Damaskus, sementara saudaranya, Seleukos VI mempersiapkan perang melawan Antiokhos IX, yang menguasai ibukota, Antiokhia.

Perang sipil lalu bergolak, Seleukos VI membunuh pamannya, yang kemudian memicu balas dendam oleh anaknya, Antiokhos X dan membunuh Seleukos VI. Akhirnya saudara kembar Antiokhos XI dan Filipos I, saudara Demetrius III, berusaha membalaskan dendam Seleukos VI, yang berakibat kematian Antiokhos XI dan ikut campurnya Demetrius III ke dalam pihak Filipos I dalam perang melawan Antiokhos X yang berlangsung hingga sekira 88SM. Tahun 89SM, Demetrius III menginvasi Yudea dan menghancurkan pasukan Aleksander Yaneus, Raja Yudea. Namun kemenangannya berumur singkat, karena Antiokhos X meninggal. Demetrius III segera menuju Antiokhia sebelum Filipos I sempat memanfaatkan kekosongan kekuasaan dan memperkuat posisinya.

Sejak 87SM, Demetrius III sudah menguasai hampir keseluruhan Suriah. Ia mencoba memukau publik dengan mempromosikan pentingnya Tuhan-Tuhan semit lokal, dan ia memberikan nama Damaskus sesuai dengan nama dinastinya, Demetrias. Akhir 87SM, Demetrius III menyerang Filipos I di Kota Berea, di mana sekutu Filipos I berusaha meminta bantuan Partia. Pasukan aliansi mengusir Demetrius III dan mengepungnya di tenda perlindungan. Ia tertangkap dan diasingkan hingga akhir hayatnya di Partia. Filipos I mengambil alih Antiokhia, sementara Antiokhos XII, saudara Demetrius III, mengambil alih Damaskus.

Latar belakang

Kerajaan Seleukia, yang berbasis di Suriah, terpecah belah saat abad kedua SM, sebagai akibat kekacauan dinasti dan interfensi dari Mesir.[1][2]

Perang saudara tak berkesudahan memecah belah negara ini dengan banyaknya yang berebut tahta.[3][4] Perang ini terus berlanjut hingga 123 SM, saat Antiokhos VIII berhasil mengembalikan stabilitas yang berlangsung selama beberapa dekade.[5] Untuk memelihara perdamaian, Mesir dan Suriah melakukan beberapa pernikahan diplomatis.[6] Namun di sisi lain, Mesir jadi punya alasan untuk menggoyang stabilitas Suriah dengan mendorong beberapa keluarga kerajaan untuk berebut tahta.[3]

Tahun 124SM, Tryphanea, seorang putri dari Mesir menikah dengan Antiokhos VIII,[7] dan menghasilkan lima anak, Seleukos VI, si kembar Antiokhos XI dan Filipos I, Demetrius III serta Antiokhos XII.

Tahun 113SM, saudara tiri Antiokhos VIII, Antiokhos IX mendeklarasikan dirinya sendiri sebagai raja. Akibatnya kedua saudara ini bertempur tanpa henti selama 1,5 dekade.[5] Antiokhos IX membunuh Tryphaena pada tahun 109SM.[8] Antiokhos VIII dibunuh pada tahun 96SM.[9] Dengan kematian saudara sekaligus rivalnya, Antiokhos IX mengambil alih ibukota Suriah, Antiokhia.[10] Sementara itu Seleukos VI, dengan basis Cilicia, mulai mempersiapkan perang melawan pamannya.[11]

Kepemimpinan

Antiokhos IX tidak memusingkan pengambil alihan Damaskus setelah kematian saudaranya. Ia mungkin terlalu sibuk mengatasi ancaman Seleukos VI dan tidak punya sumber daya mencukupi untuk menaklukkan kota tersebut. Ini memungkinkan mulai naiknya Demetrius III ke tahta, ia kemudian mengambil langkah cepat, merebut Damaskus pada tahun 96SM.[12] Koin pertama dengan wajahnya mulai dicetak tahun 96-97SM.[13]

Catatan satu-satunya mengenai karir Demetrius III ditulis oleh Yosefus dan Pesher Nahum, dalam catatan kesekretariatan, Buku Nahum.[14] Ahli Sejarah Kay Ehling menganalisa bahwa catatan Yosefus lebih berupa kesimpulan yang terlalu singkat dan cerita naiknya Demetrius III ke tahta harus direkonstruksi.[15]

Nama dan gelar

Demetrius atau Demetrios adalah nama Yunani yang artinya milik Demeter, dewi Yunani terkait kesuburan.[16] Raja Seleukia biasanya dinamai Seleukos atau Antiokhos. Demetrius lebih banyak digunakan oleh Dinasti Antigonid dari Makedonia. Penggunaan nama ini oleh orang Seleseid, yang punya keturunan Antigonid, memperlihatkan upaya menunjukkan bahwa mereka adalah keturunan Makedonia.[17] Raja-raja Helenistis tidak menggunakan penomoran, yang lebih banyak digunakan praktik di masa modern. Biasanya mereka membedakan satu sama lain dengan julukan supaya tidak ada kemiripan.[18][19] Demetrius III paling sering menggunakan julukan Theos (yang suci), Filopator (sang pengasih), dan Soter (sang penyelamat).[20] Julukan ini muncul dalam koin terbitan Damaskus maupun Antiokhia.[21][22]

Theos Filopator Soter dimaksudkan untuk menekankan garis keturunan kakeknya, Demetrius II yang merupakan seorang berjulukan Theos, Soter merupakan julukan dari Demetrius I, buyutnya, semenara Philopator memperlihatkan kesetiaan kepada ayahnya, Antiokhos VIII.[23] Dengan Philiometor, Demetrius III kemungkinan berusaha memperlihatkan garis keturunan kebangsaananan Ptolemaic melalui ibunya, Tryphaena.[24]

Eukaerus adalah nama panggilan yang sangat populer di kalangan sejarahwan, walaupun sebenarnya sebuah salah terjamahan atas karya Flavius Yosefus, "The Jewish War and Antiquities of the Jews". Tulisan Yunani yang dibuat oleh Yosefus dalam karyanya yang memuat nama Akairos di tiga tempat. Namun nama Eukareus akhirnya dipergunakan dalam terjemahan latin.[25]

Kebijakan

Demetrius III terlihat merasa nyaman dengan menyerahkan konflik dengan Antiokhos IX dan keturunannya kepada saudara-saudaranya. Ia mengambil keuntungan atas kekacauan di utara dengan melakukan konsolidasi kekuasaan di Damaskus. Ia memanfaatkan kemiripan dengan ayahnya dalam pencetakan koin di Damaskus.[26]

Ia membangun kembali Damaskus dan menamainya Demetrias dan dicantumkan dalam koin Demetrias yang bergambarkan Tyche dari Damaskus. Di dalam koin tersebut, Damaskus ditulis sebagai kota yang suci.[27] Raja-raja Seleukia biasanya menggambarkan dewa-dewi Yunani di koin mereka. Tapi hal ini tidak dilakukan Demetrius.

Dewa-dewi lokal kemudian menjadi sembahan baru karena kebutuhan raja-raja Seleukia butuh dukungan dari orang-orng Non Yunani. Dalam salah satu koin kerajaan di Damascus, Dewi Atargatis menjadi penghias di bagian belakang.[28] Mahkota bundar, yang memperlihatkan kesucian,[29] digunakan Demetrius III di koin buatannya, sebagai indikasi ia secara ritual sudah menikah dengan Atargatis.

Referensi

Sitasi

  1. ^ Marciak 2017, hlm. 8.
  2. ^ Goodman 2005, hlm. 37.
  3. ^ a b Kelly 2016, hlm. 82.
  4. ^ Wright 2005, hlm. 76.
  5. ^ a b Kosmin 2014, hlm. 23.
  6. ^ Tinsley 2006, hlm. 179.
  7. ^ Otto & Bengtson 1938, hlm. 103, 104.
  8. ^ Wright 2012, hlm. 11.
  9. ^ Grainger 1997, hlm. 32.
  10. ^ Dumitru 2016, hlm. 261.
  11. ^ Dumitru 2016, hlm. 262.
  12. ^ Houghton & Müseler 1990, hlm. 61.
  13. ^ Atkinson 2016a, hlm. 10.
  14. ^ Levenson & Martin 2009, hlm. 311.
  15. ^ Ehling 2008, hlm. 239.
  16. ^ Hoschander 1915, hlm. 651.
  17. ^ Bevan 2014, hlm. 56.
  18. ^ McGing 2010, hlm. 247.
  19. ^ Hallo 1996, hlm. 142.
  20. ^ Burgess 2004, hlm. 23.
  21. ^ Ehling 2008, hlm. 232.
  22. ^ Houghton, Lorber & Hoover 2008, hlm. 587.
  23. ^ Hoover, Houghton & Veselý 2008, hlm. 212.
  24. ^ Ehling 2008, hlm. 240.
  25. ^ Levenson & Martin 2009, hlm. 315.
  26. ^ Newell 1939, hlm. 82, 83.
  27. ^ Cohen 2006, hlm. 244, 244.
  28. ^ Wright 2010, hlm. 198.
  29. ^ Wright 2005, hlm. 79.

Sumber sitasi

  • Atkinson, Kenneth (2016a). "Historical and Chronological Observations on Josephus's Account of Seleucid History in Antiquities 13.365–371: Its Importance for Understanding the Historical Development of the Hasmonean State". Scripta Judaica Cracoviensia. Uniwersytet Jagielloński. 14. ISSN 1733-5760. 
  • Bevan, Edwyn (2014) [1927]. A History of Egypt under the Ptolemaic Dynasty. Routledge Revivals. Routledge. ISBN 978-1-317-68225-7. 
  • Burgess, Michael Roy (2004). "The Moon Is A Harsh Mistress – The Rise and Fall of Cleopatra II Selene, Seleukid Queen of Syria". The Celator. Kerry K. Wetterstrom. 18 (3). ISSN 1048-0986. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2021-01-06. Diakses tanggal 2023-02-06. 
  • Cohen, Getzel M. (2006). The Hellenistic Settlements in Syria, the Red Sea Basin, and North Africa. Hellenistic Culture and Society. 46. University of California Press. ISBN 978-0-520-93102-2. 
  • Dumitru, Adrian (2016). "Kleopatra Selene: A Look at the Moon and Her Bright Side". Dalam Coşkun, Altay; McAuley, Alex. Seleukid Royal Women: Creation, Representation and Distortion of Hellenistic Queenship in the Seleukid Empire. Historia – Einzelschriften. 240. Franz Steiner Verlag. ISBN 978-3-515-11295-6. ISSN 0071-7665. 
  • Ehling, Kay (2008). Untersuchungen Zur Geschichte Der Späten Seleukiden (164–63 v. Chr.) Vom Tode Antiochos IV. Bis Zur Einrichtung Der Provinz Syria Unter PompeiusPerlu mendaftar (gratis). Historia – Einzelschriften (dalam bahasa Jerman). 196. Franz Steiner Verlag. ISBN 978-3-515-09035-3. ISSN 0071-7665. 
  • Goodman, Martin (2005) [2002]. "Jews and Judaism in the Second Temple Period". Dalam Goodman, Martin; Cohen, Jeremy; Sorkin, David Jan. The Oxford Handbook of Jewish Studies. Oxford University Press. ISBN 978-0-199-28032-2. 
  • Grainger, John D. (1997). A Seleukid Prosopography and Gazetteer. Mnemosyne, Bibliotheca Classica Batava. Supplementum. 172. Brill. ISBN 978-9-004-10799-1. ISSN 0169-8958. 
  • Hallo, William W. (1996). Origins. The Ancient Near Eastern Background of Some Modern Western Institutions. Studies in the History and Culture of the Ancient Near East. 6. Brill. ISBN 978-90-04-10328-3. ISSN 0169-9024. 
  • Houghton, Arthur; Lorber, Catherine; Hoover, Oliver D. (2008). Seleucid Coins, A Comprehensive Guide: Part 2, Seleucus IV through Antiochus XIII. 1. The American Numismatic Society. ISBN 978-0-980-23872-3. 
  • Houghton, Arthur; Müseler, Wilhelm (1990). "The Reigns of Antiochus VIII and Antiochus IX at Damascus". Schweizer Münzblätter. Schweizerische Zeitschrift für Numismatik. 40 (159). ISSN 0016-5565. 
  • Hoover, Oliver D.; Houghton, Arthur; Veselý, Petr (2008). The Silver Mint of Damascus under Demetrius III and Antiochus XII (97/6 BC–83/2 BC). American Journal of Numismatics. second. 20. American Numismatic Society. ISBN 978-0-89722-305-8. ISSN 1053-8356. 
  • Kelly, Douglas (2016). "Alexander II Zabinas (Reigned 128–122)". Dalam Phang, Sara E.; Spence, Iain; Kelly, Douglas; Londey, Peter. Conflict in Ancient Greece and Rome: The Definitive Political, Social, and Military Encyclopedia: The Definitive Political, Social, and Military Encyclopedia (3 Vols.). I. ABC-CLIO. ISBN 978-1-610-69020-1. 
  • Levenson, David B.; Martin, Thomas R. (2009). "Akairos or Eukairos? The Nickname of the Seleucid King Demetrius III in the Transmission of the Texts of Josephus' War and Antiquities". Journal for the Study of Judaism. Brill. 40 (3). ISSN 0047-2212. 
  • Marciak, Michał (2017). Sophene, Gordyene, and Adiabene. Three Regna Minora of Northern Mesopotamia Between East and West. Impact of Empire. 26. Brill. ISBN 978-9-004-35070-0. ISSN 1572-0500. 
  • McGing, Brian C. (2010). Polybius' Histories. Oxford University Press. ISBN 978-0-199-71867-2. 
  • Newell, Edward Theodore (1939). Late Seleucid Mints in Ake-Ptolemais and Damascus. Numismatic Notes & Monographs. 84. American Numismatic Society. OCLC 2461409. 
  • Otto, Walter Gustav Albrecht; Bengtson, Hermann (1938). Zur Geschichte des Niederganges des Ptolemäerreiches: ein Beitrag zur Regierungszeit des 8. und des 9. Ptolemäers. Abhandlungen (Bayerische Akademie der Wissenschaften. Philosophisch-Historische Klasse) (dalam bahasa Jerman). 17. Verlag der Bayerischen Akademie der Wissenschaften. OCLC 470076298. 
  • Tinsley, Barbara Sher (2006). Reconstructing Western Civilization: Irreverent Essays on Antiquity. Susquehanna University Press. ISBN 978-1-575-91095-6. 
  • Wright, Nicholas L. (2005). "Seleucid Royal Cult, Indigenous Religious Traditions and Radiate Crowns: The Numismatic Evidence". Mediterranean Archaeology. Sydney University Press. 18. ISSN 1030-8482. 
  • Wright, Nicholas L. (2010). "Non-Greek Religious Iconography on the Coinage of Seleucid Syria". Mediterranean Archaeology. Sydney University Press. 22/23. ISSN 1030-8482. 
  • Wright, Nicholas L. (2012). Divine Kings and Sacred Spaces: Power and Religion in Hellenistic Syria (301-64 BC). British Archaeological Reports (BAR) International Series. 2450. Archaeopress. ISBN 978-1-407-31054-1.