Locusta migratoria

Belalang kembara
Locusta migratoria
Betina
Klasifikasi ilmiah
Kerajaan:
Animalia
Filum:
Arthropoda
Kelas:
Insecta
Ordo:
Orthoptera
Subordo:
Caelifera
Famili:
Acrididae
Subfamili:
Oedipodinae
Genus:
Locusta
Spesies:
L. migratoria
Nama binomial
Locusta migratoria
(Linnaeus, 1758)
Sinonim
  • Acridium migratorium
  • Acridium plorans
  • Pachytylus australis Saussure, 1884
  • Pachytylus migratorius (Linnaeus, 1758
  • Pachytylus migratorioides (Fairmaire & L.J. Reiche, 1849)

Belalang kembara (Locusta migratoria) adalah jenis belalang besar yang paling tersebar di dunia, dan merupakan satu-satunya spesies anggota marga Locusta. Serangga hama ini dapat dijumpai di seluruh Dunia Lama yang beriklim agak hangat, mulai dari Afrika, Asia, Australia, sampai Selandia Baru. Dulu banyak ditemukan di Eropa namun sekarang jarang. Terdapat banyak anak jenis dikenal karena persebarannya yang luas.

Sebaran

Belalang kembara (Locusta migratoria, L) adalah spesies belalang yang paling banyak tersebar luas di seluruh dunia, mulai dari permukaan laut hingga lebih dari 4.000 m di pegunungan Asia Tengah. Populasi belalang yang berkembang biak umumnya terbatas pada padang rumput di tanah berpasir ringan di sekitar genangan air (danau, rawa-rawa, delta sungai, dll) yang dikelilingi oleh rerumputan tinggi. Segala jenis hutan dan gurun yang tidak berair dihindari spesies ini [1]. Di Indonesia, serangga ini menjadi salah satu hama penting di Indonesia yang tersebar di beberapa propinsi yaitu Nusa Tenggara Timur, Sulawesi Utara, Sulawesi Tenggara, Lampung, Sumatera Selatan, Kalimantan Tengah dan Kalimantan Barat[2].

Siklus Hidup

Siklus hidup belalang kembara rata-rata 76 hari, sehingga dalam setahun dapat menghasilkan 4-5 generasi di daerah tropis, terutama di Asia Tenggara. Di daerah subtropis, serangga ini hanya menghasilkan satu generasi per tahun. Belalang kembara mengalami tiga fase pertumbuhan populasi yaitu fase soliter, fase transien, dan fase gregaria[3]. Pada fase "soliter", belalang tidak berkelompok dan tidak menyebabkan kerugian atau kerusakan tanaman. Pada fase "gregaria", belalang hidup dalam kelompok-kelompok besar, bermigrasi, dan menyebabkan kerusakan tanaman secara besar-besaran pula. Belalang pada fase ini aktif terbang pada siang hari. Memasuiki senja, kelompok belalang hingga di lokasi tertentu, biasanya untuk bertelur pada lahan-lahan kosong, berpasir, makan tanaman di sekitar, dan kawin[4].

Telur L. migratoria menyesuaikan waktu penetasan berdasarkan informasi yang diperoleh dari telur-telur tetangganya, meskipun rangsangan yang sebenarnya yang terlibat masih belum diketahui[5].

Hama Tanaman

Belalang kembara tergolong hama perusak yang sering menyerang sentra pertanaman mulai dari padi, jagung, dan sorgum. Spesies ini memakan hampir seluruh tubuh tumbuhan mulai dari batang, daun, hingga tunas. Serangga ini mampu melompat jauh dengan kaki yang panjang dan kuat. Gejala serangan serangga ini umumnya ditandai dengan bekas gigitan berbentuk sobekan bergerigi tak beraturan. Pada serangan berat, hanya menyisakan tulang daun. Perubahan iklim dapat memicu terjadinya ledakan populasi serangga ini. Suhu tinggi dan kelembapan rendah mempercepat pertumbuhan telur yang diletakkan dalam tanah[6].

Belalang cenderung membentuk kelompok yang besar dan suka berpindah-pindah (berimigrasi), sehingga dapat menyebar dalam waktu yang singkat pada areal yang luas. Bagian daun yang disukai oleh belalang dewasa adalah bagian tepi daun sedangkan, belalang muda adalah bagian diantara tulang-tulang daun sehingga menimbulkan lubang-lubang pada daun[7].

Kebiasaan Makan

Perilaku makan belalang kembara dewasa biasanya hinggap waktu sore hari dan malam hari sampai pagi hari sebelum terbang. Kelompok nimfa yang bermigrasi dapat memakan tumbuhan di lokasi selama dalam perjalanan. Belalang ini lebih cenderung memilih makanan yang lebih disukainya terutama dari famili gramineae. Tanaman yang diserang adalah jagung, padi, sorgum atau spesies rumput lainnya.[2]

Referensi

  1. ^ Lecoq, Michel; Long, Zhang (2019). Migratory Locust Locusta migratoria (Linnaeus, 1758) (Acrididae). Beijing: China Agricultural University Press. hlm. 119–128.  Parameter |url-status= yang tidak diketahui akan diabaikan (bantuan)
  2. ^ a b Nik, Nikolas; Rusae, Aloysius; Atini, Blasius (2017-07-25). "Identifikasi Hama dan Aplikasi Bioinsektisida pada Belalang Kembara (Locusta migratoria L) sebagai Model Pengendalian Hama Terpadu pada Tanaman Sorgum". Savana Cendana. 2 (03): 46–47. doi:10.32938/sc.v2i03.165. ISSN 2477-7927. 
  3. ^ Noor, Muhammad; Saleh, Muhammad (2021). Inovasi Teknologi Lahan Rawa Mendukung Kedaulatan Pangan. Depok: PT RajaGrafindo Persada. ISBN 978-602-425-657-9.  Parameter |url-status= yang tidak diketahui akan diabaikan (bantuan)
  4. ^ Nelly, Novri (2022). Hama Utama Pada Tanaman Jagung dan Eksplorasi Beberapa Teknik Pengendalian. Yogyakarta: Nas Media Pustaka. ISBN 9786233513616, 6233513618 Periksa nilai: invalid character |isbn= (bantuan).  Parameter |url-status= yang tidak diketahui akan diabaikan (bantuan)
  5. ^ Tanaka, Seiji (2017-11-22). "Locusta migratoria (Orthoptera: Acrididae) embryos monitor neighboring eggs for hatching synchrony". Journal of Orthoptera Research. 26 (2): 103–115. doi:10.3897/jor.26.20935. ISSN 1937-2426. 
  6. ^ Ismawan, Bambang (2010). Trubus Info Kit Hama & Penyakit Tanaman Deteksi Dini & Penanggulangan. Jakarta: PT Trubus Swadaya. hlm. 122. ISBN 0216-7638 Periksa nilai: length |isbn= (bantuan).  Parameter |url-status= yang tidak diketahui akan diabaikan (bantuan)
  7. ^ Maulidaniati, Maulidaniati; Jahidin, Jahidin; Amiruddin, Amiruddin (2022-04-02). "PERUBAHAN MORFOLOGI DAN KEMATIAN HAMA BELALANG KEMBARA (Locusta migratoria) MELALUI PEMBERIAN EKSTRAK TANAMAN TUBA (Derris ellitica) SEBAGAI INSEKTISIDA". AMPIBI: Jurnal Alumni Pendidikan Biologi. 7 (2): 84. doi:10.36709/ampibi.v7i2.24485. ISSN 2723-6846. 
Pengidentifikasi takson


  • l
  • b
  • s