Mashuri Saleh
Utusan Golongan
1 Oktober 1977 – 1 Oktober 1982
Daryatmo (1978–82)
Sumiskum
Amir Murtono
28 Maret 1973 – 1 Oktober 1977
Boediarjo
Soedharmono (ad-interim)
6 Juni 1968 – 28 Maret 1973
Sanusi Hardjadinata
Sumantri Brodjonegoro
27 Maret 1966 – 25 Juli 1966
Syarief Thayeb (ad-interim)
Tidak Ada; Jabatan dihapuskan
Juwana, Pati, Jawa Tengah,Hindia Belanda
Surakarta, Jawa Tengah,Indonesia
Mashuri Saleh, S.H. (19 Juli 1925 – 1 April 2001) dari ayah Ki Saleh Kromoastro adalah mantan Menteri Pendidikan dan Menteri Penerangan Indonesia.[1]
Mashuri pernah ikut berjuang bersama Brigade V Batalyon 55 CSA di bawah pimpinan Letkol Slamet Riyadi di Surakarta. Salah seorang anak buahnya adalah Sri Mulyono Herlambang yang pernah menjabat sebagai Kepala Staf Angkatan Udara.
Setelah kemerdekaan, Mashuri melanjutkan pendidikannya di Universitas Gadjah Mada dan memperoleh gelar sarjana hukum.
Menjadi menteri
Mashuri pernah bekerja di Departemen Pendidikan dan Kebudayaan dan menjabat sebagai Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi pada 1966 dan akhirnya mendapat kepercayaan untuk menjadi Menteri Pendidikan dan Kebudayaan dalam Kabinet Pembangunan I (1968-1973) dan Menteri Penerangan dalam Kabinet Pembangunan II (1973-1978). Pada tahun 1977-1982 Mashuri menjabat sebagai Wakil Ketua MPR/DPR (1977-1982) dari Golkar. Setelah itu, ia diangkat menjadi anggota DPA (1982-1986).
G30S
Mashuri adalah salah seorang tokoh penting sekitar kejadian G30S. Pada subuh 1 Oktober 1965, ia menyaksikan gerakan-gerakan militer yang mencurigakan di daerah Jakarta Pusat dan melaporkannya kepada Jenderal Soeharto yang kebetulan adalah tetangganya.
Ejaan Yang Disempurnakan
Pada masa jabatannya sebagai Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, pada 23 Mei 1972 Mashuri mengesahkan penggunaan Ejaan Yang Disempurnakan dalam bahasa Indonesia yang menggantikan Ejaan Soewandi. Sebagai menteri, Mashuri menandai pergantian ejaan itu dengan mencopot nama jalan yang melintas di depan kantor departemennya saat itu, dari Djl. Tjilatjap menjadi Jl. Cilacap.[2][3]
Akhir hayat
Selama beberapa tahun terakhir menjelang wafatnya, Mashuri menetap di Surakarta, tempat kelahiran istrinya. Ia menderita penyakit hepatitis hingga mencapai stadium empat dan pernah tiga kali dirawat di rumah sakit. Ia meninggal dunia di rumah kediaman keluarganya di Surakarta pada 1 April 2001. Jenazahnya dimakamkan di Taman Makam Pahlawan Kusuma Bhakti, Jurug, Surakarta.
Keluarga
Mashuri meninggalkan seorang istri, Liestinah Mashuri, dan enam orang anak: Anni Anggraini, Toto Wijayanto, Sri Pangastuti, Bambang Rusmanto, Djoko Riyadi, dan Arinto Wahyuwigati.
Referensi
- ^ "Ensiklopedia Jakarta: Mashuri Saleh". Pemerintah Provinsi DKI Jakarta. 2 Juli 2018. Diakses tanggal 18 Agustus 2020.
- ^ "Profil: Mashuri Saleh". Kepustakaan Presiden Republik Indonesia. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2020-06-11. Diakses tanggal 18 Agustus 2020.
- ^ "Foto Menteri Penerangan Mashuri Saleh". Sistem Registrasi Museum Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia. Diakses tanggal 18 Agustus 2020. [pranala nonaktif permanen]
Pranala luar
- Mashuri SH Meninggal di Solo
Jabatan politik | ||
---|---|---|
Didahului oleh: Boediarjo | Menteri Penerangan Indonesia 1973—1977 | Diteruskan oleh: Soedharmono (ad-interim) |
Didahului oleh: Sanusi Hardjadinata | Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Indonesia 1968—1973 | Diteruskan oleh: Sumantri Brodjonegoro |
Didahului oleh: Syarief Thayeb (ad-interim) | Menteri Departemen Perguruan Tinggi dan Ilmu Pengetahuan Indonesia 1966 | Posisi dialihkan ke Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan |